Representasi Kekerasan Seksual Dalam Film Penyalin Cahaya

Naviri Siswanto(1*), Jandy Edipson Luik(2), Chory Angela Wijayanti(3),


(1) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(2) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(3) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekerasan seksual direpresentasikan melalui film Penyalin Cahaya. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semiotika kode-kode televisi John Fiske yang dilihat melalui kode level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Penyalin Cahaya memperlihatkan bagaimana kekerasan seksual yang tanpa kita sadari terjadi dan dilakukan oleh orang terdekat kita. Kekerasan seksual dapat terjadi di manapun dan kapanpun. Dalam penelitian ini, representasi yang muncul yaitu adanya kekuasaan pelaku kekerasan seksual yang lebih tinggi dan perjuangan kelas sosial yang lebih lemah untuk menyuarakan kebenaran kekerasan seksual. Ideologi yang digambarkan dalam penelitian ini adalah ideologi kelas.


Keywords


Representasi, Kekerasan Seksual, Penyalin Cahaya, Film, Semiotika

Full Text:

PDF

References


Aji. (2015). Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas. (Jurnal). Diambil kembali dari https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31358/1/Rizqon%20Halal%20Sy ah%20Aji.pdf

Bahfiarti. (2016). Komunikasi Keluarga. Cetakan Pertama. Makassar: Kedai Buku Jenny.

Fiske, John. (1987). Television Culture. London dan New York: Methuen.

Hall, S. (1997). Representatifon: Cultural Representations and Signifying Practices. California: Sage Publications Ltd.

Komnasperempuan. (2022, Maret 7). Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan Terus Terjadi, Ini Datanya. Diambil kembali dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/10/kekerasan-seksual-di-lingkungan- pendidikan-terus-terjadi-ini-datanya

Laily. (2021, Maret 4). Sempat Viral Kasus Fetish Kain Jarik, Ini Kabar Terbaru Gilang Bungkus. Diambil kembali dari https://www.merdeka.com/jatim/sempat-viral-kasus-fetish-kain-jarik- ini-kabar-terbaru-gilang-bungkus.html

Luhulima, Achi Sudiarti. (2000). Pemahaman tentang bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan alternatif pemecahannya. Jakarta: PT. Alumni.

Mainake, Y. (2021). Darurat Kekerasan Seksual di Indonesia. Pusat Penelitian Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI.

Muhid, H. (2021, November 11). Karya Wregas Bhanuteja Sebelum Penyalin Cahaya. Diambil kembali dari https://seleb.tempo.co/read/1527504/karya-wregas-bhanuteja-sebelum- penyalin-cahaya

Nugraha, J. (2021, Juli 5). Fetish adalah Kelainan Seksual, Ketahui Ciri-Ciri dan Penyebabnya. Diambil kembali dari https://www.merdeka.com/jateng/fetish-adalah-kelainan-seksual- ketahui-ciri-ciri-dan-penyebabnya-kln.html

Nurudin. (2017). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Rusdiana & Firmansyah. (2021). Kualifikasi Fetish Sebagai Tindak Pidana Dalam Pasal 335 (Ayat

KUHP (Studi Kasus Fetish Kain Jarik Gilang). Jurnal Ilmu Sosial dan Hukum, 1(1), 2. Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Cetakan ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Offset.

Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilawati. (2001). Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual terhadap Perempuan. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Uggen & Blackstone. (2004). Sexual Harassment as a Gendered Expression of Power. American Sociological Review.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI