Representasi Feminisme dalam Film Serial Layangan Putus

Griselda Sampurno(1*), Jandy Edipson Luik(2), Desi Yoanita(3),


(1) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(2) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(3) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(*) Corresponding Author

Abstract


Film serial “Layangan Putus” merupakan film yang membahas mengenai keluarga dan rumah tangga. Film ini menceritakan mengenai kehidupan seorang istri dan seorang ibu dengan tokoh Kinan yang berjuang dalam mencari keadilan bagi dirinya dalam hubungan rumah tangganya, serta bagi keluarga kecil yang ia bangun. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana representasi feminisme dalam film serial “Layangan Putus”? Dalam meneliti, peneliti menggunakan metode semiotika, khususnya kode-kode televisi John Fiske.

Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa feminisme digambarkan dalam tiga bentuk yaitu: perempuan yang berusaha mendobrak higemoni pria, feminisme yang digambarkan oleh perempuan yang mempertahankan harga dirinya dan feminisme yang digambarkan oleh perempuan yang berjuang untuk kesetaraan haknya. Melalui penelitian ini, peneliti melihat bahwa seluruh aspek, elemen, dan proses enkoding dari sebuah film sama-sama memiliki makna dan berperan penting dalam membentuk muatan ideologi atau pesan dari film.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya penggambaran feminisme dalam tokoh Kinan dan Lydia yang digambarkan melalui teks-teks tersembunyi dalam film. Hal ini juga membuktikan bahwa film dapat menjadi media untuk menyampaikan sebuah pesan representasi atau fenomena sosial dari kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki dalam hubungan rumah tangga.


Keywords


Representasi, Semiotika, Feminisme, film serial “Layangan Putus”

Full Text:

PDF

References


Asri, Y., Yenni. H. (2018). Penolakan Perempuan Terhadap Budaya Patriarki (Suatu Kajian Feminisme terhadap Novel-Novel Indonesia). Padang: Universitas Negeri Padang

Fiske, John. (2010). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jala Sutra

Hall, Stuart. (2003). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. London: SAGE

Haskell, M. (1987). From Reference to Rape: The Treatment of Women in the Movies (second edition). Chicago: University of Chicago Press

Hutauruk, Risnawin. (2018). Serial Drama Sebagai Media Kritik Sosial (Analisis Semiotika Pesan Kritik Sosial dalam Serial Drama “13 Reasons Why”). Medan: Universitas Sumatera Utara

Octaviani, dkk. (n.d). Gerakan Feminisme Melawan Budaya Patriarki di Indonesia. Depok: Universitas Gunadarma

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tong, Rosemarie Putnam. (1998). Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada

Arus Utama Pemikir Feminis. Yogyakarta: Jalasutra

United Nations Population Fund. (2010). Every Woman has the Right to Love in Dignity. Retrieved

rom https://www.unfpa.org/press/every-woman-has-right-live-dignity


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI