RUMAH SUSUN SWADAYA PANGAN DI JAKARTA

Samuel Njoto(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Pertumbuhan penduduk di Jakarta telah
mencapai 10,64 juta jiwa pada tahun 2022,
dengan luas lahan yang terbatas hanya 661,52
km². Fenomena ini disebabkan oleh migrasi
besar-besaran ke ibukota untuk mencari
pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup,
meskipun banyak penduduk yang menghadapi
kesulitan ekonomi dan kekurangan tempat
tinggal yang layak. Jumlah pengangguran
mencapai 397.623 jiwa, sementara masyarakat
miskin mencapai 477.830 jiwa. Sebagai
respons, pemerintah Jakarta mengadopsi strategi
pembangunan rumah susun untuk menyediakan
tempat tinggal yang terjangkau bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Rumah susun tidak
hanya menawarkan solusi atas keterbatasan
lahan, tetapi juga memperbaiki citra kota dan
mengurangi pencemaran lingkungan dari
bangunan liar di sepanjang Sungai Ciliwung.
Selain itu, pengembangan urban farming di
dalam rumah susun memberikan fasilitas
tambahan yang mendukung kehidupan
masyarakat. Urban farming meningkatkan
ketersediaan lahan hijau di perkotaan,
memproduksi pangan lokal seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan, serta
menciptakan ruang publik yang produktif. Ini
tidak hanya meningkatkan kualitas hidup
masyarakat kota tetapi juga mendukung
keberlanjutan lingkungan perkotaan. Hasil
implementasi ini menunjukkan potensi untuk
mengatasi masalah kepadatan penduduk,
kesulitan perumahan, dan kekurangan pangan di
perkotaan. Dengan integrasi yang tepat antara
pembangunan rumah susun dan fasilitas urban
farming, Jakarta dapat menghadapi tantangan
pertumbuhan populasi yang berkelanjutan
dengan cara yang berkelanjutan dan inklusif.


Keywords


Pertumbuhan penduduk, urbanisasi, rumah susun, urban farming, Jakarta

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :