KONGLOMERAT MEDIA SEBAGAI ELITE POLITIK: WACANA DALAM PEMBERITAAN HARY TANOESODIBJO DI KORAN SINDO

Lydia Rosalia(1*),


(1) Petra Christian University
(*) Corresponding Author

Abstract


Pada tahun 2009 wacana konglomerat media yang terjun dalam dunia politik pernah diangkat oleh The Jakarta Post. Wacana tersebut menjadi perdebatan, antara siapa konglomerat media yang memang punya afiliasi politik, layak atau tidak mereka terjun ke dunia politik. Jelang Pemilu 2014, wacana ini kembali marak. Hary Tanoesodibjo menjadi salah satu tokoh yang menarik untuk diteliti dibandingkan dengan Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Hary Tanoesodibjo (HT) sebagai konglomerat MNC Group, kerajaan media terbesar di Indonesia, menjadi perbincangan setelah mengundurkan diri dari Partai NasDem. SINDO menampilkan berita utama dan mainpicture berjudul “HT All Out Besarkan Hanura” pada 18 Februari 2013 yang merupakan kulminasi dari berita-berita HT di Koran SINDO pasca keluar dari NasDem, serta menandai awal dari karir politik HT di tahun 2013 melalui Partai Hanura. Peneliti ingin menguak bagaimana wacana konglomerat media, Hary Tanoesodibjo, sebagai elite politik dalam berita tersebut. Metode yang digunakan adalah Analisis Wacana Fairclough yang melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan, berdasarkan 3 dimensi yakni teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Temuan peneliti yang pertama yakni wacana mengenai konglomerat media, HT, diperebutkan oleh parpol karena kekuatan finansial dan medianya. Kedua, HT yang masih terbilang tokoh muda di dunia politik diberi jabatan penting di dalam Hanura sebagai pendongkrak elektabilitas partai. Ketiga, HT cenderung untuk mencari otoritas politik yang lebih dari sekedar Hanura. Terakhir, HT menggunakan perusahaan medianya sebagai sarana politik, termasuk SINDO.

Keywords


Analisis Wacana; Konglomerat Media Hary Tanoesodibjo; Elite Politik

Full Text:

PDF

References


Ardianto, E. dan Lukiati, K. E. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Sembiosa Rekatam Media

“Death Knell for Media Independence”. The Jakarta Post. 2011. 11 Desember.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana. Yogyakarta: LKiS

Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit.

Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudibyo, A. (2006). Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LkiS

Surjomihardjo, A., dkk. (2002). Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Kompas


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI