Penerimaan Remaja terhadap Pesan Pendidikan Seksual dalam Film Dua Garis Biru

Lavenia Pili Roboh(1*), Fanny Lesmana(2), Agusly Irawan Aritonang(3),


(1) Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(2) Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(3) Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(*) Corresponding Author

Abstract


Film “Dua Garis Biru” mengangkat isu seks bebas dan pernikahan dini yang sering terjadi pada remaja dengan tujuan memberikan pendidikan seksual melalui film. Pemaknaan remaja akan film ini tentu berbeda-beda berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Pendidikan seksual yang dibahas dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek seperti hubungan, pernikahan, proses menjadi orang tua, peran gender dan kesehatan seksual. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam. Metode yang digunakan adalah analisis penerimaan. Informan dari penelitian ini adalah para remaja berdasarkan persepsi dan pengalaman mereka tentang pendidikan seksual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua informan memiliki penerimaan dominan dan dua informan berada di posisi negosiasi. Penerimaan para informan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu field of experience, frame of reference, agama dan hubungan dengan orang tua.


Keywords


Analisis Penerimaan, Remaja, Pendidikan Seksual, Film “Dua Garis Biru”

Full Text:

PDF

References


Alamsyah, I.E. (2019, September 20). Seks Bebas, Hancurkan Generasi Bangsa. Republika. Retrieved January 8, 2020, from https://republika.co.id/berita/py4idc349/seks-bebas- hancurkan-generasibangsa.

Baran, S. J., & Davis, D. K. (2010). Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika.

Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Film Dua Garis Biru, diangkat dari kisah nyata remaja Indonesia | Angga, Zara, Gina. [Video File]. (2019, June 26). Cewekbanget. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=vsMpy90rur4&t=138s.

Hadi, I. P. (2009). Penelitian Khalayak dalam Perspektif Reception Analysis. Scriptura, 2(1), 1-7. Retrieved January 14, 2020, from http://scriptura.petra.ac.id/index.php/iko/article/view/16951.

McQuail, D. (2011). Mass Communication Theory: (6th ed.). London: Sage Publications.

Monks, F. J. (2009). Tahap Perkembangan Masa Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta.

Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika dalam Film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(01), 125-138. Retrieved January 12, 2020, from http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/10.

Prasasti, G.D. (2019, July 19). Riset: 33 Persen Remaja Indonesia Lakukan Hubungan Seks Penetrasi Sebelum Nikah. Liputan 6. Retrieved January 8, 2020, from https://www.liputan6.com/health/read/4016841/riset-33-persen-remajaindonesia-lakukan- hubungan-seks-penetrasi-sebelum-nikah#.

Safita, R. (2013). Peranan Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak. Jurnal Edu-Bio, 4, 32-40. Retrieved February 5, 2020, from http://www.academia.edu/download/59010342/httpejournal.iainjambi.ac.idindex.phpedubioa rticleview37634420190423-88796- x88myn.pdf. Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Kelly, K., & Grant, I. (2009). New Media : a critical introduction (Second Edition.). New York,: Routledge.

Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), 25-32. Retrieved April 2, 2020, from http://ejournal.uinsuka.ac.id/pusat/aplikasia/article/view/1362/1180.

Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Sobur, A. (2004). Semiotika Komunikasi 2nd ed. Bandung: Remaja Rosa Karya.

Women, U. N., & UNICEF. (2018). International Technical Guidance on Sexuality Education: An Evidence-Informed Approach. UNESCO Publishing. Retrieved February 28, 2020, from https://www.who.int/reproductivehealth/publications/technical-guidancesexuality- education/en/.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI