Analisa Visual Gambar Anak di Day Care Rumah Bahagia Surabaya

Ivana Kurniawati(1*), Heru Dwi Waluyanto(2), Asnar Zacky(3),


(1) DKV Petra
(2) DKV Petra
(3) DKV Petra
(*) Corresponding Author

Abstract


mengekspresikan trauma, kesedihan, atau kejadian traumatik lainnya. Kecenderungan ketidaksadaran yang
mudah ditemukan dalam karya gambar anak dapat menjadi bahan analisa diagnosis awal kondisi emosi anak,
karena pengalaman traumatik yang dialami merupakan sumber inspirasi yang disublimasikan dalam goresan
tangan dengan berbagai karakteristik elemen visual seperti representasi simbolik ataupun non representasi
(abstrak). Hasil penelitian menunjukan eksperimen menggambar dengan menggunakan metode art therapy
memungkinkan anak mengekspresikan dirinya secara bebas, sehingga ketika hasil gambar dianalisis, dapat
ditemukan makna konotatif di balik narasi denotatif dari anak yang mengalami gangguan emosi, yang mana
makna denotatif tersebut bersumber dari alam ketaksadaran anak, dan juga ditemukannya kecenderungan
karakter elemen visual yang sama sehingga memperkuat orientasi atau penolakan anak terhadap sesuatu.

Keywords


gangguan emosi anak; Art Therapy; Eskpresi

References


Aron, R. J. (2017). The Art of Art Therapy. New

York: Taylor & Francis Group.

Chatib, M. (2017). Semua Anak Bintang. Bandung:

PT. Mizan Pustaka

Hauskeller, M. (2015). Apa itu Seni?. Yogyakarta: PT

Kanisius.

Damajanti, I. (2013). Psikologi Seni. Bandung:

Penerbit PT Kiblat Buku Utama.

Elfiadi. (2017, December). Kecerdasan Jamak pada

Anak Usia Dini. Itqan, 8(2), 35-52

Hasanah, M. (2015). Upaya Mengembangkan

Kemampuan Menggambar Melalui Metode

Bercerita pada Anak Kelompok B Semester I

RA Sidorejo Kecamatan Sidorejo Kabupaten

Magetan 2015/2016. Universitas Seberas

Maret Surakarta.

Imami, A. D. (2013). Efektivitas Pendampingan

Kegiatan Menggambar (dengan Modifikasi Art

Therapy) Sebagai Katarsis Terhadap

Agresivitas. Research, Universitas Negeri

Malang, Malang.

Indrijati, H., et al. (2017). Psikologi Perkembangan &

Pendidikan Anak Usia Dini: Sebuah Bunga

Rampai. Jakarta: Prenadamedia Group.

Isnaoen, S. (2006). Pendekatan Semiotik Seni Lukis

Jepang Periode 80-90an: Kajian Estetika

Tradisional Kepang Wabi Sabi. Semarang:

UNNES Press

Kustiawan, U. Estetika dan Tipologi Gambar Anak-

Anak Sekolah Dasar. Research, Universitas

Negeri Malang, Malang.

Lowenfeld, V., Brittam, W. L. (1964). Creative and

Mental Growth. New York: The Macmillan

Company.

Mukhtar, D. Y. (2006, June). Efektivitas Art Therapy

untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial pada

Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku.

Psikologia, 2(1), 16-24.

Malchiodi, C. A. (2005). Expressive Therapies:

History, Theory, and Practice.

Retrived February 5, 2018, from

https://www.psychologytoday.com/files/attach

ments/231/malchiodi3.pdf.

Maulana, R. (2017). Ingin ke Psikolog?. Retrived

February 8, 2018, from

https://psikologihore.com/ingin-konsultasipsikologi-

ke-psikolog/.

Mukhtar, D. Y., Hadjam, N. R. (2006). Efektifitas Art

Therapy untuk Meningkatkan Keterampilan

Sosial pada Anak yang Mengalami Gangguan

Perilaku. Jurnal Psikologika, vol. 2.

Muthmainnah. (2015, June). Peran Terapi

Menggambar Sebagai Katarsis Emosi Anak.

Jurnal Pendidikan Anak, 4(1), 524-529

Nasor, A. (2014). Teknik Pembuatan Cap Tangan

pada Dinding Gua. Retrived March 14, 2018,

from

http://www.academia.edu/11316759/cap_tanga

n_di_dinding_gua_dalam_kacamata_sejarah.

Nevid, S. J., Rathus, A. S., Greene, B. (2005).

Psikologi Abdnormal. Jakarta:

Penerbit Airlangga.

Novany, A. (2017). 10 Unsur Seni Lukis dan

Pengertiannya. Retrived March 11, 2018, from

https://ilmuseni.com/seni-rupa/lukis/unsurseni-

lukis

Pawitri, R. (2013). Berbagai Jenis Gangguan Emosi

Anak. Retrived October 17,

, from

https://id.theasianparent.com/terapi-emosiuntuk-

anak/2/.

PhychoShare. (2015, January). Anak Dengan

Gangguan Emosi Dan Perilaku

Retno, D. (2017). 17 Dampak Kekerasan Pada Anak –

Fisik – Psikis. Retrived March 16, 2018, from

https://dosenpsikologi.com/dampak-kekerasanpada-

anak.

Rohidi, T. R. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin:

Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan.

Bandung: Penerbit Nuansa.

Rubin, J. A. (2011). The Art of Art Therapy:

What Every Art Therapist Needs to

Know. London: Routledge Taylor &

Francis Group

Sadarjoen S. S. (2011). Aplikasi Paragidma

Psikologi pada Kasus Klinis di

Indonesia. Bandung: BKU MAGISTER

PROPFESIONAL PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PADJAJARAN.

Sampurno, T. Seni, (2015). Seni, Melukis dan

Anak Autis. Yogyakarta: Psikosain.

Sarwono, S. W. (2000). Berkenalan dengan

Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh

Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Satria, H. (2016). Ikan Cupang sebagai Ide

Penciptaan Lukis Ekspresionis

Menggunakan Medium Batik. Retrived

March 14, 2018, from

http://repository.upi.edu/23706/4/S_SR

P_1106476_Chapter1.pdf.

Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Soesandireja. (2015). Lukisan Gua Prasejarah,

dari Catatan Harian hingga Bukti

Eksistensi. Retrived March 10, 2018,

from

http://www.wacana.co/2015/07/lukisangua-

prasejarah/.

Sopianah, S. (2010). Analisis Semiotik

Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi

Ramadhan 1430 H di Televisi.

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tridjatas, C., Piliang, Y. A. (2014, May).

Muatan Terapeutik dalam Ragam Gaya

Ekspresi Seni Lukis Penyandang

Psikosis. Mudra, 29(1), 189-203.

(Tunalaras). Retrived October 17, 2017,

from http://www.psychoshare.com/file-

/psikologi-klinis/anak-dengangangguan-

emosi-dan-perilakutunalaras.

html.

Yuliani, N. S. (2015). Kecerdasan Jamak dan

Bermain Kreatif. Retrived April 3,

, from

https://www.scribd.com/doc/288190805

/Kecerdasan-Jamak-Dan-Bermain-

Kreatif.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.