Perancangan Buku Peraga untuk Mendeteksi Gejala Kecemasan Sosial pada Anak dengan Teknik Digital Imaging
Keywords:
lempung ekspansif, wetting, drying, indeks plastisitas, kuat kokohAbstract
Kecemasan sosial di Indonesia sangat nyata dan terjadi di masyarakat terutama pada anak SD-SMP. Kecemasan sosial pada masa sekarang dapat mempegaruhi kualitas hidup seseorang karena pada jaman sekarang cara orang bersosialisasi dengan orang lain sangat diperhatikan. Namun, masih banyak orang tua muda yang masih tidak mengetahui tentang kecemasan sosial. maka dari itu perlu adanya solusi kreatif untuk menyajikan informasi tentang kecemasan sosial kepada para orang tua dengan cara yang menarik. Orang tua yang berumur 25-40 Tahun adalah sasaran utama dari perancangan ini, karena pada usia tersebut diperkirakan orang tua memiliki anak yang berumur antara 8-17 Tahun. Penulis merancang buku peraga sebagai media utama untuk menyajikan informasi pada orang tua tersebut, buku peraga bertujuan untuk memperkenalkan seputar tentang kecemasan sosial dan mengarahkan orang tua untuk mengamati keadaan anaknya.
References
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington: VA: American Psychiatric Publishing.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiman, K. (2005). Ikonisitas Semiotika Sastra dan Seni Visual Baik. Yogyakarta: Jala Sutera.
Davidson, J. R. (2006). Pharmacotherapy of Social Anxiety Disorder: What Does the Evidence Tells Us? New York: The Journal of Clinical Psychiatry.
Foa, E. B., & Linda, A. W. (2006). If Your Adolescent Has an Anxiety Disorder. Pennsylvania: The annenberg Foundation Trust at Sunnylands' Adolescent Mental Health Initiative.
Rachmawaty, F. (2015). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecemasan Sosial pada Remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, 31-33.
Reihan, F. (2010). New Concept of Digital Imaging. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Richards, T. A. (2017, December 25). Social Anxiety Institute. Diambil kembali dari https://socialanxietyinstitute.org
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington: VA: American Psychiatric Publishing.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiman, K. (2005). Ikonisitas Semiotika Sastra dan Seni Visual Baik. Yogyakarta: Jala Sutera.
Davidson, J. R. (2006). Pharmacotherapy of Social Anxiety Disorder: What Does the Evidence Tells Us? New York: The Journal of Clinical Psychiatry.
Foa, E. B., & Linda, A. W. (2006). If Your Adolescent Has an Anxiety Disorder. Pennsylvania: The annenberg Foundation Trust at Sunnylands' Adolescent Mental Health Initiative.
Rachmawaty, F. (2015). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecemasan Sosial pada Remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, 31-33.
Reihan, F. (2010). New Concept of Digital Imaging. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Richards, T. A. (2017, December 25). Social Anxiety Institute. Diambil kembali dari https://socialanxietyinstitute.org
Sajogo, I. (2018, March 21). Personal Communication. (H. Arya, Pewawancara)
Sindo. (2011, Oktober 22). Pemalu Tanda Phobia. Diambil kembali dari Okezone.com: https://lifestyle.okezone.com/read/2011/10/22/196/518862
Stein, M. B., & Kean, Y. M. (2001). Disability and Quality of Life in Social Phobia: Epidemiologic Findings. American Journal of Psychiatry, 1606-1613.
T, F. (2002). Social Phobia: Overview of Community Surveys. Uppsala: PubMed.
Wijaya, R. (1994). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.