PERFORMA BANGUNAN YANG DIDESAIN MENURUT SNI 1726-2002 DAN SNI 1726-2012 PADA BANGUNAN BERATURAN 7- DAN 3-LANTAI DI WILAYAH SURABAYA PETA GEMPA INDONESIA

Authors

  • Karel Abraham Tantra Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya
  • Zendy Sutanto Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya
  • Pamuda Pudjisuryadi Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya
  • Benjamin Lumantarna Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya

Keywords:

Pajak, PPh Pasal 23, PPh Pasal 29, PPh Pasal 31-E

Abstract

Gempa besar yang terjadi di Indonesia belakangan ini, mengakibatkan perubahan pada peraturan gempa Indonesia dari SNI 1726-2002 menjadi SNI 1726-2012. Perubahan pada isi peraturan ini salah satunya mengenai besar respon spektrum desain dimana banyak wilayah menunjukan peningkatan, salah satunya di Surabaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kinerja bangunan yang direncanakan berdasarkan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 jika dianalisa dengan beban gempa riwayat waktu yang disesuaikan dengan respon spektrum sesuai SNI 1726-2012. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan mengevaluasi kinerja bangunan beton bertulang yang direncanakan berdasarkan SNI 1726-2002 pada sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK), menengah (SRPMM), dan biasa (SRPMB) dan berdasarkan SNI 1726-2012 dengan sistem SRPMK jika dianalisa dengan beban gempa riwayat waktu yang disesuaikan dengan respon spektrum sesuai SNI 1726-2012, dengan berbagai level gempa sesuai FEMA 356. Penelitian dilakukan pada bangunan beraturan 7 dan 3 lantai di wilayah Surabaya kelas tanah sedang. Kinerja bangunan diuji dengan analisis dinamis time history nonlinier menggunakan program SAP2000v.11. Hasil penelitian gedung 3 lantai menunjukan bangunan yang direncanakan tidak dapat bertahan saat diberikan beban gempa rencana SNI 1726-2012. Drift ratio bangunan 7-lantai untuk bangunan SRPMK yang didesain dengan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 menunjukan performa yang baik saat gempa menurut SNI 1726-2012 diberikan, sedangkan bangunan SRPMM dan SRPMB yang didesain dengan SNI 1726-2002 menujukan performa yang buruk karena kerusakan getas terjadi pada bagian kolom.

References

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perenanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002.

Badan Standardisasi Nasional. (2012). Tata Cara Perenanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2012. Badan Standardisasi Nasional,Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. (2013). Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727:2013. Badan Standardisasi Nasional,Jakarta.

Computer and Structures,Inc. (2007). CSI Analysis Reference Manual for Sap2000, ETABS, and SAFE. Berkeley, California, USA.

Departemen Pekerjaan Umum. (2011). PGA Calculator, available from URL : http://www.pusair-pu.go.id/pgacal/

FEMA356. (2000). NEHRP Guidelines for the Seismic Rehabilitation of Buildings. Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C.

Suwadji, F. dan Limanto, L. (2011). “Studi Awal ASCE 7-10 Sebagai Standard Perencanaa Ketahanan Gempa di Indonesia dengan Studi Kasus Sistem Ganda Dinding Geser Beton Bertulang Khusus dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Beton Bertulang”, Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Downloads

Published

2016-02-01