ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON
Keywords:
energy conservation, greenship, ottv, building envelopeAbstract
Jalan pada umumnya menggunakan perkerasan lentur yaitu aspal. Aspal digunakan sebagai perekat antar agregatnya. Kebutuhan aspal di kota-kota besar di Indonesia semakin lama semakin meningkat, untuk pembuatan jalan baru maupun perbaikan jalan. Konstruksi menggunakan aspal panas menyebabkan polusi udara sehingga dilakukan penelitian pengganti aspal panas tersebut agar mengurangi polusi dengan aspal dingin yaitu aspal emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai sifat-sifatmarshall dari aspal emulsi tipe CSS-1h, CMS-1, dan CRS-1 serta membandingkan stabilitasnya dengan laston. Penelitian ini menggunakan kadar aspal emulsi 7%, 7,5%, 8%, 8,5%, 9% dan aspal laston dengan kadar 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 7% sesuai dengan ketentuan Binamarga. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspal emulsi CSS-1h dapat dipakai sebagai perkerasan jalan. KARO aspal emulsi CSS-1h adalah 7% dengan nilai stabilitas 1259 kg lebih tinggi dibanding laston dengan KAO 6% dengan stabilitas 1033,35kg. Penggunaan aspal emulsi bisa diterapkan untuk perkerasan dengan tujuan Go Green.References
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum (2010), Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah. (2004) .Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas (Buku 1:Petunjuk Umum).
Martens E.Q. dan Borgfeldt M.J., (1985). Cationic Asphalt Emulsion, California Research Corporation, California.
Badan Standar Nasional Jakarta (1990) SNI 03-1968-1990, 1990 Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
Badan Standar Nasional Jakarta (1991) SNI 06-2489-1991, 1991Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall,
Badan Standar Nasional Jakarta (2002) SNI 03-6832-2002, 2002 Spesifikasi Aspal Emulsi,