PENGARUH WAKTU TUNDAAN PEMADATAN TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DINGIN DENGAN TAMBAHAN SEMEN

Authors

  • Christopher Hansel Famdale Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra
  • Ocky - Haryadi Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra
  • Paravita Sri Wulandari Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra
  • Harry - Patmadjaja Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Keywords:

Gereja, Gereja Bethel Indonesia, Karakter Ruang, Kristen, Surabaya

Abstract

Jalan aspal merupakan kebutuhan bagi setiap transportasi darat, karena kenyamanan yang diberikan oleh jalan aspal serta keamanannya. Jalan aspal saat ini sangat erat kaitannya dengan Campuran Aspal Panas (CAP). Campuran aspal panas yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan menjadi isu terbesar penggunaan jalan aspal saat ini, karena saat aspal dipanaskan mengeluarkan banyak polusi udara. Untuk masa yang akan datang pasti akan ada solusi untuk masalah ini, salah satu solusi yang sekarang sedang dikembangkan adalah aspal emulsi, yang pemakaiannya tidak perlu dipanaskan. Aspal emulsi dapat dikelompokan menurut jenis muatan listriknya dan menurut kecepatan pengerasannya. Karakterisitik semen yang dapat menghidrasi kandungan air digunakan pada campuran aspal emulsi dingin untuk mepercepat waktu setting, dan dapat meningkatkan kekuatan awal (early strength) dari aspal emulsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kadar semen optimum yang memenuhi spesifikasi sebesar 2%. Parameter dominan yang diperhatikan dalam campuran aspal emulsi dingin dengan tundaan waktu pemadatan dengan tambahan semen adalah stabilitas dan VIM yang nilainya secara berturut-turut untuk tundaan 1 hari, 3 hari, dan 7 hari kondisi kering dan basah sebesar: 1 hari kering sebesar 586.27 kg, 11.13%; basah sebesar 577.91 kg, 11.62%; 3 hari kering sebesar 527.48 kg, 11.77%; basah sebesar 752.68 kg, 10.41%; 7 hari kering sebesar 669.39 kg, 12.68%; basah 786.26 kg, 12.75%. Tren nilai Stabilitas & VIM yang semakin membesar juga dipengaruhi karena elastisitas spesimen.

References

Apriyanto, Yamali, F. R. (2018). Pengaruh Variasi Material yang Bergradasi Senjang pada Campuran Aspal Panas. Jurnal Talenta Sipil. 1(2):50-57.

Asphalt Institute. (1997). Asphalt Cold Mix Manual. Manual Series no. 19 (MS - 19) , 3rd ed, Lexington, USA.

Fang, X., Garcia-Hernandez, A., & Lura, P. (2016). Overview on Cold Cement Bitumen Emulsion Asphalt. RILEM Technical Letters, 1, 116. https://doi.org/10.21809/rilemtechlett.2016.23

Thanaya, INA (2007). Review and Recommendation of Cold Asphalt Emulsion Mixtures Caems Design. Civil Engineering Dimension, 9(1), 49–56. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/civ/article/view/16590

Martens E.Q. dan Borgfeldt M.J..(1985). Cationic Asphalt Emulsion. Research Corporation, California.

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (2018). Spesifikasi Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Surabaya, Indonesia

61

Technokonstruksi. (2010). Teknologi Aspal Emulsi untuk Menunjang Preservasi Jalan. Techno Konstruksi, 54–57, Jakarta.

Thanaya, I N.A. (2007). Review and Recommendation of Cold Asphalt Emulsion Mixtures (CAEMs) Design. Journal of Civil Engineering Science and Application: Civil Engineering Dimension. 9(1):49-55.

Thanaya, I N.A. (2003). Utilization of Sustainable Materials in Cold Asphalt Emulsion Mixture for Lightly Trafficked Road. The 6th International Student Conference at Ibaraki University ISCIU6.

Downloads

Published

2020-10-13