Fasilitas Wisata Edukasi Teh di Rancabali, Kabupaten Bandung

Agnes Leonardi(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Teh merupakan minuman kedua yang
paling banyak dikonsumsi manusia setelah air putih.
Indonesia dengan bentang alam yang mumpuni
ternyata sudah lama menjadi negara penghasil teh,
namun hal tersebut tidak banyak diketahui karena
teh yang dihasilkan dijual dengan bentuk curah ke
berbagai negara. Beberapa tahun terakhir,
pemerintah sudah mengeluarkan beberapa visi untuk
mendesain komoditas dan citra teh di Indonesia.
Keberadaan kebun yang semakin menurun akibat
alih fungsi lahan dapat dihindari jika kesadaran
masyarakat meningkat. Lahan dan visi yang sudah
tersedia ini sampai sekarang belum terakomodasi.
Maka diperlukan sebuah sarana untuk pengenalan
teh dalam bentuk arsitektur. Pengenalan teh akan
mendalam dan menyentuh penggunanya dengan
adanya integrasi antara alam, manusia, dan
arsitektur yang diterima melalui kelima indra
pengguna. Pendekatan multisensori diterapkan
dalam bentuk dan penataan masa yang terpecah, di
setiap sirkulasi yang terbentuk diantaranya, dan juga

ruang yang terbentuk karenanya. Pendekatan ini

digunakan untuk membantu pengunjung mengalami

aktivitas yang berbeda dari biasanya agar
menimbulkan keingintahuan dan pengalaman yang
berkesan. Material yang diterapkan pada bangunan
menggunakan material material asli, seperti beton
dan kayu. Ruang yang ada dibuat terbuka agar
memaksimalkan kondisi alam sekitar dan mencapai
suasana ruang yang diinginkan.


Keywords


Alam, Multisensori, Pendekatan, Ruang, Teh, Wisata Edukasi

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :