Fasilitas Wisata Pembuatan Kain Tenun di Atambua, NTT

Catherine Leonora Tjandra(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Indonesia terkenal memiliki banyak budaya dan
kaya akan keberagaman. Keberagaman
ditunjukkan dengan banyaknya suku, Bahasa, dan
berbagai jenis pakaian adat berdasarkan
daerahnya. Bahan dalam pembuatan pakaian adat
yang cukup terkenal adalah kain batik dan kain
tenun. Motif dari kain tenun memiliki makna yang
cukup kuat dan sangat mempengaruhi kehidupan
adat dan diwariskan secara turun temurun, salah
satunya adalah moif kain tenun Atambua yang
dikenal dengan sebutan Tais Belu. Dalam
perkembangannya, motif dari Tais Belu mulai
mengalami perubahan dan penggunaan lambang
atau unsur spritual mulai tidak sesuai sebagaimana
fungsi aslinya. Selain itu, generasi muda mulai
berpikir hal yang lebih praktis dan modern tanpa
memikirkan fungsi dan nilai sebenarnya yang
terkandung didalam sehelai kain tenun. Bagi
mereka kain tenun hanya sebatas kain biasa yang
diwariskan turun temurun oleh nenek moyang
mereka. Generasi muda juga menilai bahwa kain
tenun ini hanya digunakan sebagai pakaian khas
ketika menghadiri acara-acara adat dan juga
sebagai ungkapan belasungkawa saat ada
kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas
yang dapat mengakomodasi kegiatan menenun
sehingga dapat menarik generasi muda untuk mau
belajar dan meneruskan budaya tenun agar tidak
punah. Selain itu, diharapkan dengan adanya
fasilitas ini dapat menjadi wadah untuk
mengenalkan kepada wisatawan luar mengenai
salah satu kearifan lokal kota Atambua yaitu kain
tenun. Untuk menambah pengalaman wisatawan,
fasilitas dibangun dengan mengadaptasi rumah
adat daerah setempat dan juga menciptakan
bangunan hematan energi dengan menerapkan
pencahayaan dan penghawaan alami.


Keywords


Atambua, Energi, Generasi Muda, Kain Tenun, Penduduk Lokal

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :