Fasilitas Komunitas Busana di Jalan Tunjungan Surabaya

Kezia Clarisa(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Fenomena Tunjungan Fashion Week menjadi isu
bagi pengguna jalan, namun keberadaannya
didukung oleh Pemerintah Surabaya. Dengan
adanya arahan dari pemerintah untuk
memindahkan aktivitas fashion show ke
pedestrian, para pejalan kaki kehilangan ruang
sirkulasi. Fenomena ini juga menunjukkan
banyaknya jumlah penghobi busana yang ada di
Surabaya dan perlu ruang untuk beraktivitas.
Penghobi busana meliputi perancang busana yang
memiliki alur kerja khusus dan membutuhkan
ruang-ruang yang spesifik. Dengan melihat
kebutuhan yang ada, diperlukan sebuah ruang
khusus bagi para penghobi busana, termasuk
perancang busana, untuk mewadahi aktivitas,
serta untuk mengedukasi masyarakat dengan cara
memamerkan hasil karya mereka.
Fasilitas Komunitas Busana di Jalan Tunjungan
Surabaya bertujuan untuk mengakomodasi
kebutuhan penghobi busana dan perancang
busana. Masalah utama yang dihadapi dalam
perancangan ini adalah konteks tapak yang berada
di tengah kota dan kompleksnya sirkulasi antar
kelompok pengguna, sehingga diperlukan
pendekatan urban dan sistem sirkulasi untuk
menyelesaikannya. Dalam penyelesaian masalah
yang ada, pendekatan desain yang akan dilakukan
adalah pendekatan urban dan sistem sirkulasi
menggunakan teori dari Kevin Lynch dan teori
dari Francis D.K. Ching.


Keywords


Tunjungan, Fashion, Komunitas, Perancang Busana, Peragaan Busana

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :