Fasilitas Pagelaran Musik Klasik di Kabupaten Badung, Bali

Angelina Cathleen Hendrata(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Musik klasik masuk ke Indonesia pada abad ke-
18 dan termasuk jenis musik yang eksklusif karena
hanya didengarkan oleh para bangsawan dan
kumpulan elit Belanda. Seiring berjalannya waktu,
musik klasik mulai dinikmati oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Pulau Bali merupakan
destinasi wisata yang paling dikenal di Indonesia,
serta kaya akan kesenian dan budaya. Adanya
program kompetisi dan pertunjukan musik klasik
skala nasional maupun internasional dapat
menjadikan Bali sebagai gerbang perkembangan
musik klasik di Indonesia. Perkembangan musik
klasik perlu diimbangi dengan adanya fasilitas
pagelaran yang sesuai dengan standar internasional,
sehingga Bali membutuhkan fasilitas sebagai tempat
pertunjukan yang sesuai dengan standar
internasional untuk mewadahi pengembangan minat
dan bakat para musisi, baik dalam skala nasional
maupun internasional. Perancangan ini
menggunakan pendekatan akustika, dengan
menerapkan teori Aural Architecture, dimana system
akustik tidak hanya fokus menciptakan suara musik
yang optimal, namun juga bagaimana elemen sistem
akustik dapat memberikan pengalaman spasial yang
berbeda. Fasilitas pagelaran ini terdiri atas area
konser, ruang latihan musik, area komunal, dan area
pendukung lainnya sebagai wadah untuk
beraktivitas, berinteraksi, berkumpul, dan
berpartisipasi terhadap perkembangan musik klasik
di Bali.


Keywords


akustika, aural architecture, musik klasik, standar internasional, tempat pertunjukan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :