REPRESENTASI STEREOTIPE PEREMPUAN DALAM FILM BRAVE

Fanny Puspitasari Go(1*),


(1) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana representasi stereotipe perempuan yang ditampilkan film Brave. Brave adalah film animasi bertema putri (Princess) terbaru yang dibuat oleh Pixar Animation Studio dan Walt Disney Pictures. Ada kritik bahwa film ini memunculkan stereotipe perempuan di balik karakter putri yang tidak feminin. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis naratif Vladimir Propp. Subjek penelitian ini adalah film Brave yang dilihat dari struktur narasinya. Sedangkan, objek penelitian yang akan dianalisis adalah representasi stereotipe perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Brave gagal mendobrak pola kerja sistem patriarki. Memang pada awalnya, narasi film Brave berusaha mematahkan stereotipe-stereotipe perempuan yang selalu ditampilkan Disney. Namun, akhir film ini justru mengukuhkannya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana Pixar ikut mengkomodifikasi stereotipe perempuan melalui narasi film Brave dengan mengikuti standardisasi terhadap film-film putri Disney.


Keywords


Representasi, Stereotipe, Perempuan, Narasi, Brave

Full Text:

PDF

References


Baria, L. (2005). Media meneropong perempuan. Surabaya: Konsorsium Swara Perempuan.

Changingminds. (2013). Retrieved May, 28, 2013, from http://www.changingminds.org/

Chen, S. A. (2012, June 22). Is princess merida of ‘brave’ disney’s best female role model? (opinion). Retrieved May, 28, 2013, from http://news.moviefone.com/2012/06/21/princess-merida-disney-role-model_n_1616789.html

Eriyanto. (2001). Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Hecht, J. (2011). Happily ever after: Construction of family in disney princess collection films. California: San Jose State University.

Herman, L. & Vervaeck, B. (2005). Handbook of narrative analysis. London: University of Nebraska Press.

Indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. (2011). Ketidakadilan gender. Retrieved May, 28, 2013, from http://menegpp.go.id/

KapanLagi. (2012, June 27). 22:20. 'Brave' film pixar yang sukses berkat resep disney. Retrieved May, 28, 2013, from http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/internasional/brave-film-pixar-yang-sukses-berkat-resep-disney-95967d.html

Maryanta, E. H. (2011). Representasi kekerasan seksual terhadap perempuan dalam film “perempuan punya cerita”. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Matyas, V. (2010). Tale as old as time: A textual analysis of race and gender in disney princess films. Canada: McMaster University.

Pawito. (2007). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Pols, M. (2012, June 22). Why pixar's brave is a failure of female empowerment. Retrieved May, 28, 2013, from http://ideas.time.com/2012/06/22/why-pixars-brave-isa-failure-of-female-empowerment/#ixzz25zHm7CCE

Propp, V. (1968). Morphology of the folk tale. (Alan Dundes). Berkeley: University of California.

Stokes, J. (2003). How to do media and cultural studies: Panduan untuk melaksanakan penelitian kajian media dan budaya. Yogyakarta: Bentang.

Sunarto. (2009). Televisi, kekerasan, dan perempuan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Wilson, N. (2011). Seduced by twilight: The allure and contradictory messages of the popular saga. Jefferson: McFarland.

Wood, J. T. (2009). Gendered lives: Communication, gender, and culture (8th ed.). Boston: Wadsworth Cengage Learning.

Zeisler, A. (2008). Feminism and pop culture. Berkeley: Seal Press.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI