SELF DISCLOSURE GAY TERHAPAD KELUARGA MENGENAI ORIENTASI SEKSUALNYA

Jessica Kusiki(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Orientasi seksual gay dianggap menyimpang dari kehidupan normal dan keberadaannnya cenderung ditolak oleh masyarakat. Meskipun pada awalnya orang-orang  dengan orientasi seks sesama jenis berusaha untuk menyembuyikan identitas orientasi seks mereka. Namun seiring dengan perubahan dinamika budaya dan perilaku, orang-orang dengan orientasi seksual gay yang dianggap menyimpang tersebut berusaha untuk menunjukkan keberadaannya  kepada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan self disclosure gay pada orang tuanya mengenai orientasi seksualnya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses orientasi diketahui bahwa kedua informan memilih untuk diam dan menutupi identitasnya sebagai seorang gay kepada orang terdekat termasuk orang tua. Pada tahap pertukaran penjajakan afektif mulai memiliki keinginan untuk mengungkapkan status dirinya sebagai seorang gay dikarenakan adanya perasaan bersalah. Dalam proses pertukaran afektif menunjukkan mulai terjadi interaksi yang lebih santai dan tanpa beban pada kedua informan. Dan tahap terakhir pada proses pertukaran stabil menunjukkan bahwa kedua informan berusaha menciptakan komunikasi yang efisien, dalam hal ini berusaha lebih terbuka dan jujur sehingga komunikasi terjalin dengan nyaman, tenang dan santai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa self disclosure dapat dilakukan melalui empat tahapan penetrasi sosial, dimana ketika seseorang telah mencapai tahap terakhir maka informasi bisa diungkapkan dengan mudah.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI