Self Disclosure Inisiator Komunikasi Interpersonal dalam Menjalin Kesepakatan Hubungan One Night Stand (ONS) pada Tinder

Authors

  • Jeslyn Natania Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
  • Fanny Lesmana Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
  • Gatut Priyowidodo Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Abstract

Fenomena hubungan One Night Stand (ONS) merupakan suatu bentuk perilaku seks bebas dalam jangka waktu semalam yang didasari oleh hasrat seksual seseorang. Penelitian ini menemukan bahwa kehadiran Tinder sebagai aplikasi mencari jodoh berperan jalinan hubungan jangka pendek seperti ONS. Penelitian ini berfokus pada keterbukaan diri yang diterapkan inisiator komunikasi dalam proses komunikasi interpersonal untuk menjalin kesepakatan hubungan ONS pada Tinder. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menelaah lebih dalam pengalaman ONS yang telah dimiliki oleh 4 informan yakni Budi (23), Rosa (21), Lisa (22), dan Andi (25). Penelitian ini mengungkap faktor keberhasilan self disclosure dalam menjalin hubungan ONS di Tinder yang meliputi communicativeness, kompatibilitas kriteria fisik, dan respon lawan bicara. Kedua, peran self disclosure dalam menjalin hubungan ONS di Tinder yang meliputi kenyamanan, keamanan, penerimaan, dan pengalaman. Tujuan hubungan pengguna Tinder yang terbagi menjadi long term relationship dan short term relationship. Topik yang diangkat dalam self disclosure menjalin hubungan ONS di Tinder yang terbagi menjadi chat dan real life. Serta, keterbukaan diri lebih mudah dilakukan terhadap orang asing dan ONS sebagai bentuk perilaku seks bebas yang tidak lagi dipandang sebagai hal yang tabu.

References

Acocella, J.R., & Calhoun, J.F. (1990). Psychology of adjustment and human relationship (3rd ed). New York: McGraw-Hill.

Aditya, R. (2020). Apa itu seks bebas? Ketahui penyebab dan dampak buruknya. https://www.suara.com/lifestyle/2020/10/31/140156/apa-itu-seks-bebas-ketahui-penyebab-dan-dampak-buruknya

Agus, M. H. (2003). Komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Ardina, N. (2023). Analogi bawang: Tahapan membangun sebuah hubungan #bahas teori. https://uici.ac.id/analogi-bawang-tahapan-membangun-sebuah-hubungan-bahas-teori/

Arias, V.S., & Carter, .N.M.P. (2023) Exploring relationship expectations and communications motives in the use of the dating app Tinder, Human Technology, 19(3), 307-324. 10.14254/1795-6889.2023.19-3.1

Barker, L.L., & Gaut, D.A. (1996). Communication. Massachusetts: Allyn and Bacon

Bogdan & Biklen, s. (1992). Qualitative research for education. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Carpenter, D.R. (1999). Qualitative research in nursing: Advancing the humanistic imperative. Philadelphia: Lippincott

Christy, F.E. (2019). Sepertiga orang Indonesia telah menggunakan internet dating. https://data.tempo.co/data/485/sepertiga-orang-indonesia-telah-menggunakan-internet-dating

Desmita. (2012). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosda Karya.

DeVito, J.A. (2013). The interpersonal communication book (13th ed). Amerika Serikat: Pearson Education

Ferdiana, et al. (2020). Penggunaan media sosial Tinder dan fenomena pergaulan bebas di Indonesia, Koneksi, 4(1), 112-118. 10.24912/kn.v4i1.6622

Gabriela, M. (2023). Self disclosure dalam proses komunikasi interpersonal menjalin kesepakatan hubungan friends with benefits (FWB) pada Telegram. https://dewey.petra.ac.id/digital/view/57927

Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan diri (self disclosure) siswa dalam perspektif budaya dan implikasinya bagi konseling, Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1). http://repository.widyamandala.ac.id/569/#

Hermawan, A. (2007). Bukan salah TUHAN mengazab. Surakarta: Tiga Serangkai.

Jourard, S.M. (1971). Self-disclosure an experimental analysis of the transparent self. New York: Wiley-Interscience

Kallis, R.B. (2020). Understanding the motivations for using Tinder, Qualitative Research Reports in Communication, 21(1), 66-73. www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17459435.2020.1744697

Kirana. (2021). Fenomenologi: Apa yang kita rasakan secara indrawi tidak selalu sama dengan yang kita maknai. https://feb.ugm.ac.id/id/berita/3232-fenomenologi-apa-yang-kita-rasakan-secara-indrawi-tidak-selalu-sama-dengan-yang-kita-maknai#:~:text=Fenomenologi%20bisa%20diartikan%20sebagai%20studi,memberikan%20makna%20dari%20fenomena%20tersebut.

Lister, et al. (2008). New media: A critical introduction (2nd ed). Taylor & Francis E-Library. https://books.google.co.id/books/about/New_Media.html?id=i0N8AgAAQBAJ&source=kp_book_description&redir_esc=y

Littlejohn, S.W. (2002). Theories of human communication. California: Thomson Learning Academic Resource Center

Lumsden, G., & Lumsden, D. (1996). Communicating with credibility of confidence. Boston: Wadsworth Publishing Company

Mcquail, D. (2011). Teori komunikasi massa. Jakarta: Salemba Humanika

Miller, G.R., & Steinberg, M. (1975). Between people: A new analysis of interpersonal communication. Chicago: Science Research Associate

Morissan, M.A. (2014). Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana

Mutiara, W., Komariah, M., & Karwati. (2013). Gambaran perilaku seksual dengan orientasi heteroseksual mahasiswa kos di kecamatan Jatinangor – Sumedang, Jurnal Keperawatan, 10(18), 15. http://journal.unpad.ac.id/mku/article/view/75/59

Pearson, et al. (2011). Human communication (4th ed). New York: McGraw-Hill

Populix. (2024). 5 Aplikasi kencan online terpopuler berdasarkan survei. https://info.populix.co/articles/aplikasi-kencan-online/

Spiegelberg, H. (1978). The phenomenological movement: A historical introduction. The hague: Matinus Nijhoff

Stewart, J., & D’Angelo, G. (1980). Together: Communicating interpersonally. Boston: Addison-Wesley

West, R., & Lynn, H.T. (2008). Pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Wijayanto, l. (2003). Perkosaan Atas Nama Cinta. Yogyakarta:Tinta

Published

2024-08-10