Representasi Gangguan Mental Dalam Film “The Menu (2022)”

Marcel Joelnetan(1*), Ido Prijana Hadi(2), Daniel Budiana(3),


(1) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(2) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(3) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
(*) Corresponding Author

Abstract


Gangguan mental merupakan penyakit pada suatu individu yang mempengaruhi kehidupan dan tumbuh berkembangnya. Secara global, penderita gangguan mental mencapai 264 juta jiwa di dunia. Gangguan mental sendiri merupakan isu yang cukup sering direpresentasikan dalam film dan televisi. Meskipun isu mengenai gangguan mental sudah kerap dibahas, namun gangguan mental masih dianggap sepele dan diabaikan oleh banyak orang. “The Menu” (2022) merupakan film yang menceritakan seorang kepala koki psikopat yang ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang ia anggap sudah melukai harga dirinya. Penelitian ini berfokus pada gangguan mental yang terjadi pada kepala koki di film “The Menu”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan adalah semiotika dengan kode televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil temuan dari penelitian ini berupa obsesi kesempurnaan pada pemimpin pria, penderita gangguan mental hanya memprioritaskan diri sendiri, dan hubungan gangguan mental dengan ideologi fasisme yang digambarkan pada pemimpin yang memiliki kuasa absolut serta otoriter. Peneliti juga menemukan adanya ideologi maskulinisme dan vetika yang digambarkan pada kepala koki yang perfeksionis serta otoriter dalam film The Menu.


Keywords


Representasi, Gangguan Mental, Semiotika, Fasisme, Maskulinisme.

Full Text:

PDF

References


Arlina, T., Nuraeni, R. (n.d). Universitas Telkom. John Fiske's Semiotic Analysis: Representation of Social Criticism in Pretty Boys.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Retrieved from Kementerian Kesehan Republik Indonesia https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes- beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/.

Leonidou, L., C., Leonidou, C., N., Kvasova, O. (March 29th 2013). Cultural drivers and trust outcomes of consumer perceptions of organizational unethical marketing behavior. Retried from https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/03090561311297445/full/html?casa_t oken=iMAHMJVd_xwAAAAA:Mfs5jmm3CxvcJJM4q4gAFoyTA1SMz0DirqttErwVxqtSs TWv9bpW8DjskIIPZQ_9QD9pBZUO4X8MX6HEwB7oE1eS2XUvFmXSiUwBMnceskQ mMbWtzs4q.

Maruta, H. (2015). Fasisme. Retrieved from

https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=apa+itu+fasisme&btnG=#d=g s_qabs&t=1685067928966&u=%23p%3D0tr19gArMIN.

Ridlo, I., A. (2020). Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia. Retrieved from http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JPKM.

Sari. (2018). Universitas Muhammadiyah Semarang.

Saxena, S. (2016). Challenges and opportunities in global mental health: A perspective from WHO. Epidemiology and Psychiatric Science, 25(6). https://doi.org/10.1017/S2045796016000536.

Sofyani, E. (2019). Retrieved from http://scholar.unand.ac.id/61081/2/BAB%20I%20Elisya%20Sofyani.pdf.

Sunaryo. (2002). Psikologi Untuk Keperawatan World Health Organization (WHO). Disease Control Priorities Related to Mental, Neurological, Developmental and Substance Abuse Disorders. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=zsVMBTF8vREC&lpg=PA1&ots=raZFnKOY9P&dq= mental%20disorders&lr&pg=PA1#v=onepage&q=mental%20disorders&f=true.

Yolanda, M. (2016). Representasi feminisme dalam film moana. (Thesis). Universitas Kristen Petra. Retrieved from https://dewey.petra.ac.id/catalog/digital/detail?id=43053.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


TEMPLATE JURNAL E-KOMUNIKASI