GEREJA KATOLIK ST. YOHANES MARIA VIANNEY DI MANCASAN, SUKOHARJO

Felix Andika Wicaksono(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini merupakan bagian proyek Tugas
Akhir Karya Desain di Program Studi Arsitektur
Universitas Kristen Petra. Bangunan Gereja sebagai
wadah kegiatan spritual agama Katolik, tentu harus dapat
mewadahi segala kegiatan peribadahan yang ada di
dalamnya, sehingga proses pemenuhan kebutuhan
spritual seseorang tidak hanya didapatkan dari aktivitas
ritual agama semata melainkan melalui fisik lingkungan
sekitarnya. Gereja harus memiliki tingkat fungsional baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik, ruang
memberikan kontribusi sebagai wadah yang sesuai
dengan kegiatan di dalamnya,terutama terkait dengan
kondisi lokal/setempat.
Religiolitas tentunya tidak asing juga
dengan istilah Kejawen di pusat Jawa. Daerah Jawa
Tengah menjadi salah satunya wilayah yang masih
menjadi pusat kehidupan religius yang masih
menjunjung tinggi hubungan manusia dengan Tuhan.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mempertibangkan keberadaan sebuah bangunan
ibadah/gereja yang sangat memperhatikan lingkungan
sekitar, dimana budaya yang masuk (inkulturasi)
Gereja Katolik dapat menjadi acuan yang baik untuk
masa depan Gereja, tentunya di Indonesia.


Keywords


Gereja, Katolik, Spiritual, Lokal, Museum, Makna ruang, Religiolitas, Jawa Tengah, Inkulturas

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :