Fasilitas Wisata Edukasi Pengolahan Bambu di Kabupaten Mojokerto

Joan Chrisanti(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Fasilitas Wisata Edukasi Pengolahan Bambu
merupakan perancangan fasilitas wisata untuk
seluruh masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur
dan komunitas pecinta bambu. Desain ini didasari
oleh masalah dimana proses perlakukan dan
pengrajin bambu yang eksklusif sehingga masyarakat
masih asing akan potensi bambu, padahal bambu
adalah material yang berkelanjutan dan merupakan
kekayaan Indonesia. Tapak berada di Trawas,
Kabupaten Mojokerto yang merupakan kawasan
wisata dengan target Pusat kegiatan Lokal promosi
(PKLp). Masalah desain yang diangkat adalah
bagaimana desain mampu membawa publik
berwisata sambil belajar dengan mengalami bambu
didalam arsitektur kontemporer. Maka didalam
mendesain, pendekatan perancangan menggunakan
teori Hannah Ahlblad untuk mengkombinasikan
bambu dengan praktik kontemporer, dan teori
Juhanni Pallasma untuk memperoleh pengalaman
ruang dengan sistem sensori. Perancangan mengacu
pada empat zona, yang sesuai analisis fasilitas dan
aktivitas pengguna. Selain itu untuk menarik
pengunjung dan keberlanjutan fasilitas, maka perlu
adanya keunikan desain. Pendalaman perancangan
merupakan elaborasi kelanjutan dari bentuk
kontemporer dan pengalaman yang dinamis, dengan
menerapkan teori temporalitas dari AT Lars. Desain
temporer diwujudkan dengan material bambu pada
keempat zona yaitu, instalasi bambu, partisi bambu,
ruang workshop, dan lounge restaurant.


Keywords


bambu, material kontemporer, pengalaman ruang, temporalitas, wisata edukasi.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :