Sekolah Menengah Autisme di Surabaya

Matthew Adriel Christanto(1*),


(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Saat ini jumlah Sekolah Luar Biasa Menengah (SLB Menengah) masih sangat sedikit khususnya unutk autisme. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan otak pada anak yang mempengaruhi cara mereka berperilaku yang menyebabkan mereka tidak bisa belajar selancar seperit anak pada umumnya. Proyek tugas akhir yang berjudul Sekolah Menengah Autisme di Surabaya menjawab kebutuhan ini dengan masalah utama mengenai bagaimana desain dari sekolah mampu menjawab keperluan dari individu penyandang ASD. Masalah khusus yang diangkat adalah bagaimana individu mampu mengalami pembelajaran secara tidak langsung melalui lingkungan yang diciptakan. Jawaban dari masalah tersebut dapat ditemukan pada metodologi / cara mereka belajar. Terdapat 4 elemen yang membedakan cara belajar mereka dengan anak normal yang antara lain adalah Kejelasan, Rutinitas, Terprediksi, dan Berurutan. Selain 4 elemen tersebut, proses desain dilandasi dengan “Sensory Design Theory” milik Magda Mostafa, yang pada intinya bertujuan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman bagi penyandang ASD. .

Keywords


ASD, Autisme, Sekolah Menengah, Arsitektur, Belajar, Rutinitas

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal telah terindeks oleh :