KEGIATAN KEAGAMAAN DAN MAKNA KEBERADAAN KELENTENG TJOE TIK KIONG PASURUAN

Maria Citra Prabhita(1*), Elisa Christiana(2),


(1) Petra Christian University
(2) Petra Christian University
(*) Corresponding Author

Abstract


Kelenteng Tjoe Tik Kiong adalah kelenteng di kota Pasuruan yang ada sejak abad 17 dan telah menjadi cagar budaya kota Pasuruan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami kegiatan keagamaan, wujud kepedulian umat kelenteng serta sikap dan pandangan warga sekitar terhadap keberadaan kelenteng Tjoe Tik Kiong. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terhadap pengurus kelenteng, umat kelenteng dan warga sekitar kelenteng. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di kelenteng Tjoe Tik Kiong merupakan wujud budaya Tionghoa yang secara turun temurun mampu dijaga dan dipertahankan umat kelenteng Tjoe Tik Kiong. Kepedulian umat kelenteng terhadap warga sekitar untuk menciptakan keharmonisan hubungan antar umat beragama diwujudkan dengan penyelenggaraan kegiatan sosial dan budaya. Sikap dan pandangan warga sekitar yang menerima keberadaan kelenteng Tjoe Tik Kiong tercermin dari keikutsertaan warga sekitar pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan kelenteng Tjoe Tik Kiong, hal ini merupakan pendorong kesadaran warga sekitar untuk menjaga keberadaan kelenteng Tjoe Tik Kiong yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia.


Keywords


kegiatan keagamaan, makna, keberadaan kelenteng Tjoe Tik Kiong, keharmonisan

Full Text:

PDF

References


Handinoto. (1990). Pasuruan dan Arsitektur Etnis China Akhir Abad 19 dan Awal Abad 20. Surabaya: Dimensi, Vol. 15, Juli 1990.

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kibtiyah, M. (2015). Eksistensi Kelenteng Sebagai Lembaga Sosial di Pedesaan Jawa. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusuma, S. (2009). Aktivitas Keagamaan Khonghucu di Klenteng Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban. Semarang: Institut Agama Islam Negri Walisongo.

Moleong, L. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Graha Indonesia.

Pertiwi, K (2012). Komunitas Tionghoa di Desa Gudo 1967-2004 (Kajian Sejarah Sosial Etnis Tionghoa di Klenteng Hong San Kiong dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sejarah Lokal). Malang: Universitas Negri Malang.

Poerwadarminta, Wjs. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Qodir, A. (2008). Klenteng Kwan Sing Bio serta Pengaruhnya Terhadap Keberagaman Warga Tionghoa Kota Tuban. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sari, A. (2014). Interior Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta Ditinjau dari Fengshui. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Soemardjan, S., dan Soemardi S. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widiastuti, K., dan Anna Oktaviana. (2012). Karakteristik Arsitektur Kelenteng Soetji Nurani Banjarmasin. Jurnal of Architecture, Lanting, Vol. 1, Hlm. 20-29.




DOI: https://doi.org/10.9744/century.6.1.1-13

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Indexed by : 

   

    

In cooperation with :

Tools :

 

Statistic Installed since 19 February 2019

View My Stats